Sabtu, 29 Maret 2014

“Pray For Gunung Slamet”


Negara kita tercinta Indonesia sedang dirundung duka. Musibah yang lagi-lagi menimpa. Salah satunya yang sedang gencar-gencarnya dibicarakan oleh masyarakat luas dan menjadi topik berita baik media cetak maupun online dan radio adalah meletusnya gunung tertinggi di Jawa Tengah yaitu Gunung Slamet.
Setelah beberapa hari dalam status waspada, Gunung Slamet di Jawa Tengah meletus dan mengeluarkan abu tebal pada  Rabu (12/3/2014) sekitar pukul 06.53 WIB.
Berdasarkan penjelasan anggota tim pengamat Gunung Slamet di Pos Pengamatan tersebut, Desa Gambuhan, Pulosari, Kabupaten Pemalang, Sukedi (50), letusan abu tebal warna hitam itu terlontar dengan ketinggian berkisar 800 hingga 1.000 meter. Letusan itu masih tergolong letusan kecil. Sukedi menambahkan, sejak dinyatakan menjadi level waspada, Senin (10/3/2014) pukul 21.00 lalu, baru kali ini Gunung Api Slamet mengeluarkan letusan abu yang terpantau dari pos pengamatan. "Sebelumnya enam kali letusan asap, baru kali ini mengeluarkan letusan abu," katanya kepada wartawan kompas. Letusan abu berwarna hitam pekat berlangsung sekitar 3 menit, sebelum akhirnya tertutup kembali oleh kabut.
Opini saya tentang musibah Gunung Slamet yang ada di Jawa Tengah yang meliputi Brebes, Tegal, Pemalang, Slawi  menurut saya akibat terjadinya bencana alam tersebut dikarenakan memang sudah hukum alam sedari dulu yang terjadi di Indonesia sebab Indonesia merupakan  negara yang dilewati garis khatulistiwa serta ada hal yang menjadi ulah manusia juga dalam  merusak sekitar pegunungan seperti pembukaan lahan atau pembalakan liar yang dilakuan disekitar gunung diamana terdapat oknum yang tidak bertanggung  jawab.  Penanganan sendiri menurut pendapat saya pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dalam melakukan  penanganannya kurang cepat atau lamban walaupun sudah memberikan sedikit bantuan berupa baju bekas, dll dalam menangani bencana alam gunung meletus tersebut. Bukan hanya bencana gunung meletus itu saja yang kurang penanganan  masih bayak bencana di bulan maret yang kurang penangan lebih dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, seolah pemerintah acuh terhadap bencana tersebut .